Acara diskusi pengembangan kesenian Ludruk bersama Ubhara adalah salah satu kegiatan publik Arek Institute. Ini adalah salah satu program kerja dari Kuliah-Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Ubhara yang ingin mengembangkan kesenian ludruk. Kegiatan ini membincang hal-ihwal pengembangan kesenian ludruk untuk kalangan anak muda dan perkembangannya di masa sekarang. 

Acara ini juga diisi oleh T.P. Wijoyo selaku penggiat sejarah dari komunitas Begandring Surabaya. Ia menyampaikan materi ihwal sejarah kampung Pagesangan yang telah tercatat dalam berbagai masa prasasti. Sesi tersebut bertujuan untuk mengerucutkan diskusi kebudayaan ini menjadi suatu berbagi pengetahuan dengan mahasiswa Ubhara yang sedang melakukan proses KKN.

Oleh sebab itu, diskusi ihwal pengembangan kesenian Ludruk tidak dapat dilepaskan dari lanskap sejarah dan kebudayaan. Karena keduanya adalah komplemen. Pagesangan, sebagai kampung kebudayaan dan ludruk kampung, juga telah memiliki rekam jejak panjang hal-ihwal identitas dan kehadiran dirinya. Itu ditunjukan dari eksistensi kampung ini yang sudah disebutkan dalam prasasti-prasasti yang dipaparkan T.P. Wijoyo, seperti:

• Prasasti Kancana (860 M)
• Prasasti Kakuragan (1023 M)
• Prasasti Canggu (1358 M)
• Prasasti Selamandi (1394 M)
• Prasasti Pratapan II (1418 M)

Di satu sisi, kampung Pagesangan adalah kampung arkais. Di sisi lain, kampung ini juga merupakan salah satu kampung yang mengembangkan ludruk kampung melalui kelompok ludruk Warna Budaya Pagesangan. Dengan begitu, kampung Pagesangan dapat ditandai sebagai salah satu kampung budaya yang memiliki beragam aktivitas kebudayaan.