Alvianta Virgosa – Komite Pendampingan Arek

Perkembangan zaman memaksa kesenian ludruk harus adaptif terhadap segala perubahan. Penyesuaian, dengan zaman, tersebut adalah adaptasi dalam bentuk pagelaran. Itu dapat dilihat melalui perubahan dalam bentuk pagelaran ludruk tanggapan ke garapan. Keduanya memiliki perbedaan, karena kesenian ini saling menyesuaikan dengan keadaan zaman dan lingkunganya.

Ludruk tanggapan adalah bentuk pagelaran ludruk yang digelar karena tanggapan pada acara tertentu, seperti acara pernikahan, slametan, ataupun musim panen. Ketika tanggapan acara tersebut berlangsung, pagelaran kelompok ini selalu dimeriahkan dengan kehadiran pasar malam, dan durasi pagelarannya pun sangat panjang. Pagelaran ini bisa dimulai semenjak pukul 9 malam hingga menjelang pagi hari.

Sedangkan, ludruk garapan merupakan sebuah pagelaran yang biasanya tampil di agenda pemerintahan, festival, maupun lomba-lomba. Pagelaran ini sudah diatur untuk menyesuaikan pasar dan mempersingkat waktu. Dalam suatu wawancara, Arimbi–seorang seniman ludruk–menuturkan bahwa struktur pementasan ludruk tanggapan memiliki rentang waktu yang lebih lama daripada ludruk garapan. Struktur pagelaran ludruk tanggapan adalah sebagai berikut: (I) Pembukaan dengan atraksi tari remo, (II) Tarian ular (III) dagelan atau lawakan, (IV) Penyajian lakon atau cerita, yang merupakan inti dari pementasan.

Berbeda dengan struktur ludruk tanggapan, ludruk garapan memiliki rentang waktu yang lebih singkat. Itu ditunjukan dari pemotongan beberapa bagian pada struktur ludruk tanggapan, diantaranya: menghilangkan pertunjukan tarian ular dan pemangkasan durasi waktu pagelaran. Akibat pemotongan durasi waktu tersebut, ludruk jenis ini memiliki durasi hanya selama dua hingga tiga jam.

Klasifikasi ludruk tanggapan dan ludruk garapan bukanlah hal baru. Fenomena ini sudah berlangsung sejak pemerintahan Orde Baru pada periode 1990-an. Pada masa itu, pemerintah memiliki banyak agenda yang melibatkan komunitas kesenian ludruk. Agenda tersebut seperti pengadaan festival, lomba, dan pagelaran dari pemerintah.

Banyaknya acara tersebut lebih mengarah ke pertunjukkan ludruk garapan. Itu ditandai oleh durasi waktu pertunjukkan lebih singkat daripada ludruk tanggapan. Penyingkatan waktu ini disesuaikan dengan rangkaian acara yang telah disusun sedemikian rupa oleh Pemerintah Orde Baru.

Di sisi lain, pertunjukkan ludruk tanggapan jarang ditemui. Sebab setiap pertunjukkan ludruk pada periode itu selalu dalam pengawasan tentara. Hal itu mengakibatkan mereka tidak bisa menggelar pertunjukkan sebebas-bebasnya. Ludruk pada masa itu hanya ditekankan untuk menampilkan acara intinya saja, yaitu ketika dagelan dan penyajian lakon.

Setelah Orde Baru runtuh, pada periode 2000-an hingga 2010, kesenian ludruk sempat menjadi tontonan favorit bagi masyarakat. Pertunjukkan ludruk tanggapan menjadi tontonan yang sering terlihat karena banyaknya hajatan yang mengundang kesenian ludruk. Di sini para pegiat seni mulai mengembalikan pakem-pakem kesenian ludruk seperti dahulu kala. Pakem-pakem tersebut seperti tarian remo yang diberi waktu yang lama, tarian ular, dagelan, dan penyajian lakon. 

Kebangkitan kesenian ini mulai dirasakan pada periode ini. Itu ditunjukan melalui banyaknya masyarakat yang mulai menanggap ludruk dalam suatu acara. Masyarakat memiliki antusiasme yang tinggi sekarang. Meskipun tidak semasif pada periode sebelumnya, kesenian ini mulai diminati oleh banyak pemuda masa sekarang dan orang-orang tua sebab, itu menjadi suatu katarsis akan romansa hiburan masa lalu. 

Namun, di tahun 2012 hingga sekarang, kesenian ludruk mengalami pasang surut dalam pertunjukannya. Ludruk Tanggapan mulai tidak diminati oleh masyarakat. Hal itu diakibatkan dari adanya transisi perkembangan zaman. Berkembangnya berbagai bentuk hiburan dan tontonan seperti televisi, radio, internet, dan lain-lain membuat ludruk kehilangan fungsinya sebagai ritus modernitas (Azali 2012).

Dalam tulisannya Azali menunjukkan bahwa peminat kesenian ludruk mulai berkurang karena berkembangnya berbagai bentuk hiburan dan tontonan. Masyarakat lebih memilih bentuk hiburan yang tidak membuang energi untuk keluar rumah seperti menonton televisi, mendengarkan radio, dan bermain sosial media. Dari perubahan kebiasaan masyarakat ini memaksa para seniman ludruk memutar otak untuk menginovasi pertunjukannya kembali, utamanya seniman ludruk yang terdapat di masyarakat urban.

Jika ditinjau secara mendalam, fenomena ludruk garapan adalah fenomena kelompok ludruk di perkotaan. Sebab, kelompok ludruk garapan hadir karena adanya program dari pemerintah seperti festival ataupun perhelatan budaya. Keterbatasan waktu pagelaran pada acara-acara tersebut menyebabkan perubahan struktur dan durasi pagelaran dari kelompok ludruk garapan.

Dari keterangan salah satu narasumber, bentuk kelompok ludruk garapan muncul pertama kali di kota Surabaya. Ia mengatakan ketika itu kesenian ludruk telah berkembang pesat di kota Surabaya yang memiliki penikmat dari kalangan masyarakat urban. Salah satu kelompok ludruk yang mengenalkan gaya ludruk tersebut adalah Ludruk Organisasi cak Durasim. Oleh karena itu, ludruk garapan adalah salah satu bentuk kelompok ludruk yang paling berkembang di perkotaan, khususnya Surabaya.

Secara keseluruhan, fenomena ludruk tanggapan adalah bentuk dari adaptasi seniman ludruk dengan kondisi dan lingkunganya. Itu menyebabkan bentuk pagelaran gaya ludruk ini memiliki penyesuaian seperti pemangkasan durasi waktu dan penyesuaian struktur pagelaran.

Artikel Lainnya

Mengenal Kembali Jula Juli

Mengenal Kembali Jula Juli

Ketika seni tradisional Jawa Timur diperbincangkan, sorotan utama sering kali tertuju pada ludruk—sebuah kesenian pertunjukan...

Masih dari Pelabuhan yang Sama

Masih dari Pelabuhan yang Sama

Pada pengujung abad ke-19, opera Melayu dan komedi stambul digelar hampir tanpa jeda di sudut utara kota Surabaya. Aktor-aktor...

Durasim (1)

Durasim (1)

Cak Durasim selalu ditempatkan sebagai pionir dalam kesenian ludruk. Kehadirannya juga dikaitkan dengan perkembangan awal...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *