
Anugrah Yulianto Rachman | Direktur dan Peneliti Arek Institute | Antropolog
Cak Durasim selalu ditempatkan sebagai pionir dalam kesenian ludruk. Kehadirannya juga dikaitkan dengan perkembangan awal kesenian ini, dan dikenal menginvensi ludruk dari bentuk sebelumnya, yakni: Lerok dan Besut. Bahkan, namanya, yang melegenda, disematkan ke dalam suatu kompleks kesenian dan kebudayaan di Jawa Timur. Namun tak ada yang pernah tahu pasti rekam jejak perjalanan kelompok ludruknya.
Cak Durasim, yang juga dipanggil Gondoredjo Durasim, selalu dikenal melalui Ludruk Organisasinya (LO) (Supriyanto, 2018). Ini adalah titik awal perkembangan kesenian ludruk menjadi suatu paket lengkap kesenian Jawa Timur seperti hari ini. Nama-nama besar dalam jagat kesenian Ludruk juga berkelindan dengannya, seperti: Pak Doel, Wakidin, Minin, dan Toegi (Soeara Nirom, 1939a). Mereka adalah nama-nama yang terlibat dalam siaran ludruk Durasim di radio Nirom.

Gambar 1 Cak Durasim bersama Minin dalam majalah Soeara Nirom
Majalah Soeara Nirom menjadi salah satu kepustakaan penting dalam merekam jejak perjalanan kelompok ludruk cak Durasim. Majalah ini mencatat berbagai macam judul lakon-lakon ludruk yang pernah disiarkan olehnya. Di rentang penerbitan majalah Soeara Nirom pada tahun 1939, ada sekitar 27 lakon ludruk yang tertulis dalam siaran kelompok ludruk ini. Adapun, judul dari lakon-lakon tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2 Kumpulan Lakon Durasim berdasarkan Majalah Soeara Nirom
Ke-27 lakon cak Durasim disiarkan secara berkala di Radio Nirom (Soeara Nirom, 1939b, 1939a, 1939c, 1939d, 1939e, 1939f, 1939g, 1939h, 1939i). Data tersebut merupakan judul lakon dan frekuensi banyaknya penyiaran untuk tiap-tiap lakon yang dikumpulkan dari beberapa arsip majalah Soeara Nirom. Dalam suatu pemberitaan ihwal perkembangan awal kesenian ludruk, majalah Soeara Nirom menggambarkan betapa sukarnya cak Durasim untuk mengadaptasi pergelaran ludruk ke dalam bentuk siaran dan mencipta lakon-lakon ludruk. Namun Durasim mengumpulkan inspirasi dari bacaan-bacaan yang kala itu banyak disediakan oleh penerbitan Balai Pustaka.
Adapun, lakon-lakon termasyhur ludruk cak Durasim juga muncul dalam siaran di radio Nirom. Lakon tersebut adalah Mbok Rondho Sakit dan Bakar Bakir. Keduanya, secara masing-masing, dihadirkan dalam 4 babak cerita. Pembabakan tersebut selaras dengan kartu pos terbitan Odeon Gajah yang menunjukan kemunculan lakon-lakon tersebut dalam bentuk pelat (piringan hitam). Kartu pos tersebut tidak hanya menampilkan rekaman ludruk cak Durasim, tetapi juga memperlihatkan sosok dari cak Durasim.

Gambar 3 Bagian belakang kartu pos Odeon Gadja ihwal judul lakon rekaman ludruk Durasim

Gambar 4 Bagian depan kartu pos yang menampilkan foto cak Durasim
Cak Durasim juga dikenal sebagai representasi Ludruk Surabaya. Namun data yang disajikan dalam grafik di atas diambil berdasarkan penyebutan langsung nama cak Durasim baik sebagai pemimpin ataupun nama kelompok ludruk. Sebab, ada juga penyiaran kelompok ludruk Surabaya tanpa ada keterangan pemimpin maupun nama cak Durasim di dalamnya. Beberapa lakon yang dihadirkan kelompok ludruk Surabaya juga memiliki kesamaan judul dengan lakon cak Durasim.
Dalam pemberitaan penyiaran majalah Soeara Nirom, ada dua kategorisasi tajuk yang berkaitan langsung dengan nama cak Durasim, yaitu: “Kelompok Ludruk Surabaya Dipimpin oleh Durasim” dan “Ludruk Durasim Dari Surabaya”. Sedangkan, di periode yang sama, ada beberapa kelompok ludruk lain yang juga melakukan siaran, seperti: kelompok ludruk Surabaya dan Ludruk Sekar Enggal yang dimpimpin oleh Abdoel Hamid.
Klaim Ludruk Organitatie Durasim
Kurasi dan kodifikasi lakon siaran cak Durasim tersebut berlandaskan penyebutan nama cak Durasim dalam siaran kelompok ludruk pada majalah Soeara Nirom. Karena, ada banyak kelompok ludruk yang sudah mulai berkembang pada periode 1939. Bahkan, 10 tahun sebelumnya, kelompok ludruk Durasim sudah disandingkan oleh kelompok ludruk Genteng. Meskipun banyak penulis yang menyebut kelompok ludruk Genteng adalah kelompok ludruk milik cak Durasim—yang kalah pamornya (Indonesia Kaya, n.d.; Setiawan, 2020).
Dalam suatu konferensi Java-Instituut di Surakarta pada 1929, R. Ahmad Wongsosewojo melaporkan kondisi kesenian ludruk. Ia menceritakan perkembangan awal kesenian ludruk dalam bentuk lakon Besut pada periode cak Durasim. Artikel tersebut melaporkan adanya kelompok ludruk Genteng yang cukup terkenal di Surabaya, dan ada juga kelompok ludruk Durasim bersama dengan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) dr. Soetomo (Wongsosewojo, 1929).
Laporan tersebut menggambarkan perkembangan awal kesenian ludruk di periode Durasim. Lakon ludruk masih terbatas pada penggunaan lakon dan tradisi ritus ala kesenian Besut. Namun, kepenulisan ludruk Durasim sebagai Ludruk Organisatie (LO) juga belum dijelaskan. Ia hanya menulis ludruk Durasim. Senada dengan tajuk yang diangkat dalam majalah Nirom, laporan Java-Instituut juga menggunakan istilah Ludruk Durasim daripada penggunaan istilah LO.
Penggunaan istilah LO adalah suatu istilah yang digunakan para peneliti ludruk, seperti Henricus Supriyanto, dalam membabakan perkembangan kesenian ini. Dalam peneliti jauh sebelum Henricus, istilah LO Durasim belom banyak digunakan (Frederick, 1989; Peacock, 2005). Durasim hanya digambarkan sebagai seorang organisatoris dalam menggerakkan kesenian ludruk dan juga penggerak melawan kolonial.
Dengan kata lain, Kiprah ludruk Durasim telah ditempa dalam suatu perjalanan panjang baik dalam panggung akademis maupun pergelaran ludruk. Jejaknya telah direkam dalam berbagai arsip dan studi terdahulu.
Daftar Pustaka
Frederick, W. H. (1989). Pandangan dan Gejolak Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia (Surabaya 1926-1946). PT. Gramedia.
Indonesia Kaya. (n.d.). Ludruk, Kesenian Guyonan Asal Jawa Timur. Indonesia Kaya. Retrieved December 21, 2023, from https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/ludruk-kesenian-guyonan-asal-jawa-timur/
Peacock, J. L. (2005). Ritus Modernisasi Aspek Sosial & Simbolik Teater Rakyat Indonesia (Miftahuddin (ed.)). Desantara.
Setiawan, A. (2020). Dua Legenda Ludruk Indonesia. Historia. https://historia.id/kultur/articles/dua-legenda-ludruk-indonesia-Dpgrl/page/1
Soeara Nirom. (1939a, January). –Loedroek Tjak Doerasim–Soerabaia. Lakon: ,,Pengaroehnja Senjoeman”. Soeara Nirom. 01
Soeara Nirom. (1939b, January). Loedroek Soerabaja dipimpin oleh Doerasim. Soeara Nirom.
Soeara Nirom. (1939c, February). –Loedroek Pak Gondo a. Tjak Doerasim–Soerabaia. Soeara Nirom.
Soeara Nirom. (1939d, May). –Loedroek Tjak Doerasim–Soerabaia. Soeara Nirom.
Soeara Nirom. (1939e, July). Loedroek Soerabaja. Soeara Nirom.
Soeara Nirom. (1939f, August). Loedroek ,,Tjak Doerasim” (Soerabaja). Soeara Nirom.
Soeara Nirom. (1939g, September). Loedroek (Soerabaja). Soeara Nirom.
Soeara Nirom. (1939h, October 29). Siaran Barat Djawa Tengah Dan Timoer. Soeara Nirom.
Soeara Nirom. (1939i, December). Siaran Barat Djawa Tengah Dan Timoer. Soeara Nirom.
Supriyanto, H. (2018). Ludruk Jawa Timur Dalam Pusaran Zaman. Beranda Kelompok Intrans Publishing.
Wongsosewojo, R. A. (1929). Loedroek. In Java Instituut.
0 Comments